Bad Guy but Best Guy

to watch online movie or film, may be, we have a problem about the movie can't loaded. So, please check or update your flashplayer before. And enable JavaScript on your browser too.
	Click here to update adobe flash player before watching the online movie

Resensi Film | BFILM - Bagi yang tidak suka bermain game sejenis animasi, mungkin film ini kurang diminati. Namun, jika Anda memahami uniknya cerita yang disampaikannya, mungkin Anda akan suka. Terlebih, bagi Anda yang berminat memperoleh penyemangat hidup dan inspirasi dalam memahami nasib: baik dan buruk.

Sebagaimana kategori film animasi pada umumnya, film Wreck-It Ralph ini menggunakan animasi sebagai medianya dalam menggelar cerita. Sempat menggunakan alur mundur di awal ceritanya, namun alur maju-mundur untuk keberlanjutannya.

Antar Dimensi

Memang, penggunaan alur jenis maju-mundur semacam ini, pada umumnya, sering kali menjadi kendala bagi sebagian penonton yang kurang jeli atau sempat melewatkan adegan-adegan kunci. Namun begitu, penggunaan alur maju-mundur dalam film ini masih tergolong sederhana dan tidak sebegitu ekstrem. Bahkan, untuk sesi alur mundurnya saja tergolong simpel dan tidak rumit.

Ia digunakan sebatas pemerjelas cerita secara sederhana dan pendukung sebagian kesan global dari cerita yang sedang diangkat. Yaitu, kesan bahwa film ini sedang bicara soal adanya dialektika kehidupan yang melibatkan nilai dan penilaian di dalamnya. Selain itu, juga mencitrakan, bahwa film ini sedang menggarap cerita dari dimensi kehidupan dialogis seseorang di masa lalu dan mendatang.

Terlepas apakah masa lalu itu baik atau buruk baginya (manusia/makhluk), masa lalu itu sangat berguna untuk kebaikan di masa mendatang. Hanya saja, kita butuh keberanian lebih untuk menyadari dan menginsafi masa-masa yang sudah terlanjur dan berlalu itu. Dan, kesadaran dan insaf (taubat) itulah yang nantinya bakal memunculkan kesempatan luang kepada seseorang untuk menuju masa depan yang lebih baik dari sebelumnya.

Lantas dari sinilah, kemudian, pembelajaran terhadap masa lalu (sejarah) menemukan momentum kampanyenya dalam film ini. Sebab dengan mempelajari masa lalu (atau track record), seseorang bakal memperoleh pelajaran berharga dari apa yang sudah dilakukannya atau yang terjadi padanya. Sehingga sangat mungkin sekali jika semua itu bakal mengarahkan seseorang untuk melakukan penandaan, perencanaan, dan perubahan.

Panggung Sandiwara

Selain penggunaan dua alur (maju-mundur) menjadi bagian dari pendukung cerita utama, film ini juga menggunakan dua latar (setting) yang berbeda. Uniknya, latar yang dibangun dari kehidupan manusia dan kehidupan game itu terintegrasi dengan bagus. Keduanya memiliki ikatan simbolis-dialogis yang memungkinkan penonton film ini terbuai dalam permainan tafsir-tafsir analogis.

Meski analogi atau perumpamaan itu tidak tersaji secara jelas, namun penonton cukup mudah dalam memperjelas perumpamaan imajinernya. Terlebih, bagi para penonton yang memiliki keyakinan satu arah dengan tema besar film ini.

::::::::::::::: Ralph yang semula cuma bisa melakukan kerusakan, berubah menjadi sosok pahlawan yang memimpin perbaikan dan perubahan. :::::::::::::::

Bagi orang Indonesia pada umumnya, misalnya, akan mudah menyimpulkan pesan besar film ini via perumpamaan luhur; bahwa hidup ini tak ubahnya seperti kehidupan di atas panggung sandiwara. Semuanya sudah ada yang memprogram dan menentukan arah kehidupan tiap-tiap manusia. Dan, dalam konteks yang lebih spesifik, pemprogram itu bisa merujuk Tuhan, Alam, ataupun Dhalang (dalam perumpamaan ajaran Jawa).

Perumpamaan tadi memang tampak jauh dari film animasi ini. Namun akan tampak berdekatan jika merunut beberapa adegan yang melibatkan pembicaraan nasib dan ketidak-berdayaan para aktor dalam film ini. Rujuk saja, misalnya, ketika Ralph berkisah masa lalunya di forum pertemuan orang-orang jahat di Pac-Man. Ia mengaku bosan menjadi orang jahat (bad guy) namun tak berdaya untuk berubah menjadi orang baik (good guy).

Sebaliknya, Felix Junior (Jr) yang diprogram sebagai orang baik oleh pembuat game Fix-It Felix, menggerutu karena nasib dan keahliannya. Khususnya ketika dia berada dalam penjara bawah tanah di Sugar Rush. Terali penjara yang sebelumnya rapuh malah berubah kokoh saat dipukulnya dengan palu. Ia pasrah dengan takdirnya yang hanya bisa memperbaiki sesuatu tanpa bisa merusaknya.

Jika orang-orang Indonesia percaya bahwa ada beberapa takdir mereka yang bisa dinego, begitu juga dalam film ini. Misalnya. dalam rumusan game, para aktor hanya bisa dimainkan dalam semesta game yang sudah ditentukan oleh pembuatnya. Namun, kenyataannya, Ralph dan Felix Jr. bisa bebas keluar dari game Fix-It Felix dan keluyuran di game Hero’s Duty hingga Sugar Rush.

Lebih mencengangkan lagi, tokoh Turbo (Turbo-Tastic) mampu membuat onar dan menyabotase game Road Blaster dan Sugar Rush. Bahkan, Turbo juga mampu melakukan tindakan-tindakan ajaib yang tampaknya hanya bisa dilakukan oleh pemprogram dirinya saja.

Keanehan itu tampak pada kemampuan Turbo yang bisa menerobos dan memasuki jaringan pemprograman game Sugar Rush. Ia mampu merubah dirinya menjadi King Candy, menyembunyikan ingatan (memory) rakyat, dan menciderai ratu atau putri Vanellope von Schweetz. Padahal, Turbo telah ditakdirkan oleh pemprogram dirinya untuk bermain di game Turbo Time. Selain itu, Turbo juga sudah resmi dikandangkan oleh Tuan Litwak (pemilik rental game Archade) seiring terjadinya kerusakan pada game Turbo Time dan Road Blaster.

Semua tindakan menyimpangi takdir yang dilakukan para aktor game-game itu merupakan gambaran dari adanya dialektika antara manusia dan takdir mereka. Meski dialektika itu tidak sesederhana sebagaimana dalam film ini, namun film unik ini cukup mampu merangsang imajinasi penonton untuk meniti takdirnya sendiri.

Di antara imajinasi itu akan berujung pada kesimpulan bahwa takdir manusia bisa dibedakan menjadi dua. Ada “takdir beku” dan ada “takdir cair”. Takdir Beku merupakan takdir yang tidak bisa diganggu-gugat oleh aktor. Sementara, Takdir Cair merupakan takdir yang bisa dinego oleh aktor.

Dalam konteks film ini, Takdir Beku itu tampak jelas pada takdir yang mengharuskan Ralph untuk menjadi Pengrusak, sementara Felix Jr. menjadi Pembenah. Adapun Takdir Cairnya, setidaknya, tampak pada kehidupan di balik layar game Fix-It Felix yang mengalami perubahan. Ralph yang semula menjadi ‘hantu’ saat game Fix-It Felix nyala maupun mati, kini berubah atas usahanya dan kesadaran aktor-aktor yang lain.

Saat game beroperasi, Ralph benar-benar berperan sebagai sosok Pengrusak. Namun saat game beristirahat, Ralph merupakan sahabat dan saudara seperjuangan warga Fix-It Felix. Tak pelak, Felix Jr dan para idolanya mau berbagi dan bersahabat dengan Ralph. Mereka sadar bahwa saat game beroperasi, mereka tak ubahnya sebagai aktor pemeran yang saling membutuhkan. Usai berperan, mereka kembali pada kehidupan asli mereka yang saling butuh ketenangan dan keharmonisan.

Selain itu, Ralph juga percaya tentang apa yang telah didapatkannya dari testimoni beberapa anggota konggres “Bad Anon : One Game at a Time” di Pac-Man. Adapun eksplorasinya, begini kurang-lebihnya; untuk menjadi orang baik, tidak musti menunggu sirnanya label buruk. Semua orang berhak menjadi pahlawan, tanpa harus menunggu orang lain untuk mengakui kepahlawanannya. Kita hanya butuh sadar dan menjadi diri sendiri demi terealisasinya minat baik dengan jalan terbaik.

Akhir film, Ralph tidak hanya menjadi orang baik (good guy). Namun lebih dari itu adalah orang yang paling baik (the best guy). Ia berhasil memantik kesadaran positif warga Fix-It Felix, mengakhiri Turbo, memusnahkan para Cy-Bug, membantu Vanellope melepaskan diri dari gangguan Turbo, dan mengembalikan ingatan warga Sugar Rush. Ia yang semula cuma bisa melakukan kerusakan, berubah menjadi sosok pahlawan yang memimpin perbaikan dan perubahan.***

Walt Disney | 2012 | Wreck-It Ralph